Postingan ini saya dedikasikan hanya sebatas sebagai berbagi Informasi dan saling mengingatkan saja ~
Asal-usul Perkembangan Bahasa Alay
Bahasa 4l4y VS Bahasa Normal |
Fenomena anak lebay (alay) semakin marak saat ini. Mulai dari gaya
berpakaian hingga tata bahasa. Ciyus dan miapa adalah kata-kata alay
teranyar yang marak yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari, media
jejaring sosial, maupun iklan komersial di media massa.
Tidak hanya bahasa, tulisan alay juga semakin sering menghiasi media
sosial atau bahkan sejumlah iklan di media. Kata-kata itu ditulis dengan
kombinasi huruf besar, kecil dan angka, sungguh jauh dari kaidah ejaan
yang benar.
Topik ini yang kemudian diangkat oleh Universitas Airlangga (Unair)
dalam diskusi bertajuk “Fenomena Bahasa Alay dan Jatidiri Generasi Muda
Indonesia” belum lama ini. Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Bramantio
menjelaskan, gejala tersebut adalah sebuah fenomena bahasa alay.
“Alay merupakan suatu fenomena yang terjadi pada sekelompok remaja
minoritas dan memiliki karakteristik yang unik. Bahasa yang mereka
gunakan terkadang “menyilaukan” mata dan “menyakiti” telinga bagi
masyarakat yang tidak terbiasa,” tutur Bramantio, seperti dikutip dari
situs Unair, Rabu (28/11/2012).
Dia menjelaskan, alay memiliki stereotipe tentang gaya hidup kampungan
atau norak. Istilah alay sendiri menggambarkan kondisi remaja yang tidak
memiliki arah tujuan yang jelas dan masih labil. “Fenomena alay saat
ini telah menyebar ke lapisan remaja Indonesia. Banyak yang akhirnya
menggunakan bahasa alay dalam komunikasi lisan dan tulisan,” ungkapnya.
Menurut Bramantio, kemunculan bahasa alay berkembang sejak masuknya
teknologi layanan pesan singkat atau SMS. Keterbatasan karakter pada
fitur handphone membuat mereka harus mencari cara untuk menyingkat isi
SMS.
“Awal mulanya dari layanan pesan singkat, para pengguna hanya dibatasi
untuk mengirimkan pesan sebanyak 160 karakter atau kurang dari itu.
Sehingga, pengguna akan didorong untuk menjadikan pesannya seringkas
mungkin. Salah satu cara yang digunakan untuk meringkas pesan yakni
dengan cara menyingkat kata,” tegas Dosen Sastra Indonesia itu.
Kemudian, lanjutnya, alay semakin berkembang sejak kemunculan situs
pertemanan semisal Friendster. “Di Friendster, remaja diberi kebebasan
berekspresi desain tampilan dan foto untuk mendapatkan perhatian yang
lebih,” kata Bramantio.
Kemunculan jejaring sosial Facebook pun semakin menambah akses seseorang
untuk mengungkapkan keadaan dirinya agar mendapat perhatian orang lain.
Alhasil akun pengguna maupun status yang dibuat pun harus tampil tidak
biasa.
“Biasanya mereka akan menuliskan status dengan isi maupun penulisan yang
mencolok sehingga dapat menarik perhatian dari orang-orang yang
berteman dengannya. Penggunaan gaya menulis yang berbeda dan isi status
yang berlebihan bisa juga disebut bahasa alay,” imbuhnya.
Dampak Penggunaan Bahasa Alay pada Remaja Indonesia
Penggunaan bahasa alay dalam kehidupan sehari – hari ini mempunyai
pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut
antara lain sebagai berikut ini :
1. Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2. Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3. Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak
mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
4. Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa alay.
Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu,
tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap
atau nyokap.
5. Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada
penulisan bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang
diberi huruf kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka
dalam sebuah kata ataupun kalimat.”
Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya
berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak.
Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga
sebagai identitas bangsa.
Melihat dampak yang cukup mencengangkan ini apa yang sebaiknya dilakukan
untuk meminimalisir dampak negatif penggunaan bahasa alay ini?
Ø Yang pertama, sebaiknya guru-guru bahasa Indonesia di sekolah lebih
menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar menurut EYD.
Ø Yang kedua, pada saat berkomunikasi kita harus bisa membedakan dengan
siapa kita berbicara, pada situasi formal atau nonformal. Dengan ini
kita bisa menyeimbangkan penggunaan bahasa dengan baik agar bahasa alay
tidak mendominasi kosakata yang kita miliki.
Ø Yang ketiga, mengurangi kebiasaan mengirim pesan singkat dengan
tulisan yang aneh. Seperti singkatan kata yang menjadi “yg”dan bukan
“yank”, disamping mudah membacanya akan lebih efisien waktu dan tidak
membuat si penerima pesan merasa kebingungan membaca tulisan kita.
Ø Yang keempat, banyak membaca tulisan yang menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Artinya di dalam buku tersebut terdapat
tulisan yang formalitas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Misalnya
wacana, berita, ataupun informasi dalam surat kabar.
Ø Yang kelima, sebaiknya kita rajin membaca KBBI, karena banyak
kosakata bahasa Indonesia yang sudah banyak dilupakan. Ini adalah salah
satu wujud bangga terhadap bahasa kita.
Pesan saya, jika ingin menulis
secara singkat buatlah tulisan itu meski singkat tapi tetap bisa
dipahami oleh orang lain dan tidak menggunakan simbol-simbol/angka yang
seharusnya tidak patut digunakan. SIAPA LAGI KALAU BUKAN KITA YANG
MENCINTAI BAHASA KITA SENDIRI!!
lalu apa kaitannya alay dengan bangsa yahudi mari kita simak hal berikut
Bangsa yang Paling Lemah & Penakut di Dunia
Kita
sering dimomokkan tentang kelemahan bangsa kita sendiri. Kononnya kita
adalah bangsa yang lemah, menakut, pemalas dan mudah lupa. Hakikatnya,
kita adalah bangsa yang dipilih oleh Allah SWT untuk menganut agama
Islam. Sejarah juga turut membuktikan bahawa kita adalah salah satu
bangsa yang paling hebat dan gagah sekali,
Jika kita bukanlah bangsa yang lemah dan penakut, maka siapa pula yang menyandang jawatan tersebut?
Ya, jawabannya adalah bangsa YAHUDI...
Hanya ada 14 juta Yahudi di muka
bumi ini; tujuh juta di Amerika, lima juta di Asia, dua juta di Eropah
dan 100,000 di Afrika. Namun mereka kini adalah bangsa yang menguasai
dunia. Sejak 105 tahun, 14 juta Yahudi menang 15 dozen Hadiah
Nobel, sementara tiga dimenangi oleh 1.4 bilion umat Islam. Washington
yang merupakan ibu negara Amerika Syarikat, mempunyai satu pertubuhan
lobi yang amat berkuasa. Ia dikenali sebagai Jawatankuasa Hal Ehwal Awam
Amerika Israel (AIPAC) yang berupaya mempengaruhi Kongres meluluskan
resolusi memuji dan 'membuat apa saja' demi Israel.
Memang terdapat sekumpulan Yahudi yang beriman dan baik, seperti yang dijelaskan di dalam Al-Quran:
“Dan
kami membahagikan mereka (Yahudi) di dunia ini menjadi beberapa
golongan, di antaranya ada orang-orang yang baik dan di antaranya ada
yang tidak demikian. Dan kami uji mereka dengan nikmat yang baik-baik
dan bencana yang buruk-buruk agar mereka kembali kepada kebenaran.”
Surah Al-A’raaf : ayat 168
Namun hakikatnya secara jelas Al-Quran menerangkan Yahudi adalah bangsa
yang cukup lemah dan penakut. Ketika Nabi Musa bersama kaum Yahudinya
tiba di pinggir negara Palestin, bangsa Yahudi yang kononnya hebat ini
sebenarnya takut untuk masuk ke dalam. Walaupun nabi Musa telah memberi
jaminan bahawa mereka akan menang, namun bangsa Yahudi yang penakut
tetap tidak mahu masuk sehingga jika orang-orang di dalamnya keluar.
“Mereka
berkata: ‘Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya
selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, Karena itu pergilah kamu
bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami Hanya
duduk menanti disini saja“. Al Maaidah: 24
Lihatlah
sikap pengecut bangsa Yahudi. Mereka membiarkan nabinya berjuang
sendirian. Sementara mereka lebih suka duduk-duduk saja.
Malah, kelemahan dan sifat takut bangsa Yahudi ini begitu ketara
sehingga mereka tidak berani melantik pemimpin mereka sendiri. Apabila
sudah dilantik pemimpin dan diperintahkan untuk turun berperang, mereka
ingkar pula. Allah swt berfirman:
“Apakah
kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah nabi Musa,
yaitu ketika mereka Berkata kepada seorang nabi mereka: ‘Angkatlah untuk
kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan
Allah’. nabi mereka menjawab: ‘Mungkin sekali jika kamu nanti
diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang’. mereka menjawab:
‘Mengapa kami tidak mau berperang dijalan Allah, padahal Sesungguhnya
kami Telah diusir dari anak-anak kami?’. Maka tatkala perang itu
diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di
antara mereka dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim“
Al-Baqarah: 246.
Sirah merekodkan tiada berlaku peperangan secara terbuka antara Islam
dengan Yahudi sejak zaman Rasulullah. Semuanya berlangsung secara
kepungan ke atas Kota Yahudi, iaitu pengepungan Kota Bani Qainuqa', Bani
An Nadhir dan Bani Quraizah. Kemuncaknya adalah Ghazwah Khaibar. Juga
secara pengepungan. Kerana apa? Kerana bangsa Yahudi cukup penakut untuk
berperang secara berhadapan dengan umat Islam.
Ini bukti Yahudi bangsa yang amat penakut sekiranya Tentera Islam berjihad dengan obor keimanan.
Tahukah anda, apakah perang terbesar antara Tentera Islam dengan Yahudi
sejak Ghazwah Khaibar? Jawapannya adalah Peperangan Yom Kippur ataupun
dikenali dikalangan negara Islam sebagai Perang Ramadhan pada Oktober
1973. Ini juga merupakan pertempuran pertama secara terbuka.
Dalam peperangan yang berlangsung bulan Ramadhan itu, Tentera Mesir
dengan bantuan sukarelawan Ikhwanul Muslimin dan ditiup dengan semangat
Badar berjaya merampas kembali Terusan Suez seterusnya melepasi
Semenanjung Sinai yang dijajah Israel sejauh 15km. Dan akhirnya berjaya
memusnahkan Kubu Pertahanan Israel yang di kenali sebagai Bar Lev.
Israel mendakwa kubunya itu terkebal di dunia ketika itu.
Hasil
semangat jihad yang berinspirasikan Ghazwah Badar Al Kubra itu, Israel
merasai kekalahan yang memalukan sejak Ghazwah Khaibar dalam Peperangan
Yom Kippur ini yang berlangsung selama 20 hari. Seramai 3,000 orang
tenteranya terbunuh,7,000 cedera, 314 jadi tawanan perang.
Jadi, siapa yang kata Yahudi adalah bangsa yang hebat?
Berbalik kepada peristiwa Perang Khaibar. Pada perang itu, jika dilihat pada jumlah anggota tentera di pihak Yahudi Khaibar, bangsa Yahudi sebenarnya telah 'menang'. Berbanding
tentera Islam yang hanya seramai 1,000 orang, bilangan di pihak Yahudi
berlipat kali ganda kerana mereka berjaya mengumpulkan 10,000 anggota
tentera.
Begitupun, mereka sebenarnya tetap gentar dan bimbang untuk menghadapi
tentangan dan serangan daripada tentera Islam. Mereka sedar kekuatan
sebenar yang dimiliki oleh tentera Islam, walaupun jika dilihat daripada
segi angka, jumlahnya sangat kecil yang lazimnya sangat mudah untuk
dikalahkan ditambah pula mereka bertahan di dalam kubu yang cukup teguh
berdiri. Lalu pihak Yahudi berusaha mendapatkan bantuan anggota tentera
tambahan terutama dari kalangan Arab lain yang masih mempunyai cita-cita
menentang Rasulullah.
Bukankah ini bukti nyata yang menunjukkan bahawa mereka ini bangsa yang penakut?
Allah menghinakan bangsa Yahudi ini sehingga umat Islam tidak boleh mempercayai dan tidak boleh berurusan dengan mereka lagi.
“Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi
dan Nasrani menjadi wali(mu); sebahagian mereka adalah wali bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka
menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim.” al-Maidah: 51
Khaibar khaibar khaibar ya yahud
jaisyu Muhammad saufa ya’ud
khaibar khaibar wahai Yahudi
tentera Muhammad akan kembali….
Generasi-genarasi kami sedang membenci dan bercita-cita mencincang dan
melanyak kamu. Sesiapa pun yang menjadi pemimpin kamu nanti akan
bertempik takutkan kematian, sedangkan mujahidin penggempur-penggempur
kamu pula, adalah orang-orang yang memburu kematian…rindu syahid bertemu
Allah. Kewangian darah syuhada akan bersimbah di Masjidil Aqsa membasuh
kebusukan telapak kaki kamu yang mencemari kesuciannya….
Dunia boleh bersatu menghantar misi kemanusiaan. Tapi islam dan muslimin
akan bersatu menghantar misi ketenteraan. Tunggulah saat kemusnahan,
tunggulah saat kedatangan tentera-tentera Allah untuk meruntuhkan
benteng-benteng kukuh kamu itu sebagaimana pasukan tentera Rasulullah
pernah runtuhkan benteng-benteng khaibar milikmu.
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا
وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ
وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
“Dan apabila datang saat hukuman bagi
(kejahatan Israel) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang Islam di
bawah pimpinan Imam Mahdi) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka
masuk ke dalam Masjid (Al-Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya
pada kali pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa yang
mereka kuasai”. (QS. Al-Isra’: 7)
“Tidak
akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi,
sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu
dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di
belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali
pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. (HR. Ahmad)
Janji Allah itu pasti...!!
Wallahu alam,
Semoga Bermanfaat..!!
sumber : http://gaungadzaningjagat.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar